Senin, 10 Oktober 2011

Kisah Kaum Ad
Allah mengutus Hud bin Abdillah bin Ribah bin Al Khalud bin Ad bin Uz kepada kaum Ad yang menyembah 3 dewa, yaitu Sada, Samud dan Al Haba. Hud menyeru mereka tapi jawab mereka “siapa yang lebih kuat dari kami”? dan hanya beberapa yang mengikuti Hud. Qurthubi menceritakan bahwa kaum ‘Ad terdiri dari 13 suku yang mengolah gurun. Mereka menyembah berhala. Allah menahan hujan selama 3 tahun kepada mereka dan akhirnya kesusahan karenanya. Kemudian mereka mengirimkan utusan untuk berdoa. Ibnu Ishaq menceritakan apa yang telah diceritakan ibnu Humayd bahwa kaum Ad mengirimkan utusan yang bernama Qayl bin Anz dan Luqaym bin Huzal bin Huzayl bin Utayl bin Dadd anak tertua dari ‘Ad dan mengutus Marthid bin Sa’d bin’Ufayr yang beragama islam tapi menyembunyikan keislamannya dan Jalhamah bin Al-Khaybari. Ketika mereka sampai Mekkah, mereka berdiam di tempat Muawiyah bin Bakr daerah pinggiran kota Mekkah. Muawiyah bin Bakr mempunyai seorang saudara perempuan bernama Huzaylah binti Bakr. Huzaylah binti Bakr ini kemudian kawin dengan Luqayim bin Huzal. Ibunya Muawiyah bin Bakr adalah saudara dari Jalhamah bin Alkhaibari yaitu Lahdah binti Al Khaibari. Anak Luqayim dari Huzaylah binti Bakr adalah Ubayd, Amr, Amir dan Umayr. Mereka inilah satu-satunya keturunan ‘Ad yang tersisa karena mereka berdiam di Mekkah. Ketika delegasi ‘Ad sampai dirumah Muawiyah mereka berdiam disana selama 1 bulan. Kemudian Qayl pergi ke gunung Mahrah dan berkata “Aku tidak datang sebagai seorang yang sakit, atau terkutuk, atau juga tawanan yang memberikan harapan, oh Tuhan berikan kami hujan untuk ‘Ad” maka datanglah awan hitam yang datang menuju kaum ‘Ad. Kemudian Marthid bin Sad berkata “Demi Tuhan! Kamu tidak akan diturunkan hujan dengan doamu, tapi dengan mengikuti nabi dan kembali kepadanya kamu akan diberikan hujan.. kemudian ia menjelaskan bahwa ia telah mebgikuti agama Hud. Ketika Jalhamah bin Al khaibari mendengar ini, ia berkata bahwa Abu Sa’d adalah suku dari kalangan bangsawan dan ibunya adalah keturunan Tsamud, dan jalhamah tidakakan pernah mengikuti jalan Marthid. Dia marah dengan menyebutkan apakah Marthid mau menghilangkan agama nenek moyang dari Rafd, Raml, Dadd, dan ;ubud yang merupakan suku-suku kaum’Ad untukmengikuti Hud. Kemudian Jalhamah mengatakan kepada Muawiyah agar menahan Marthid dari bepergian bersama Qayl dan Jalhamah, mereka tidak akan mengizinkan Marthid untuk pergi bersama mereka ke Mekkah. Kemudian Qayl dan Jalhamah pergi untuk berdoa di Mekkah. Namun setelah kepergian mereka Marthid dengan diam-diam juga bepergian ke Mekkah. Kemudian Qayl berdoa atas kebenaran Hud untuk menurunkan Hujan. Maka disangka mereka hujan yang datang, tetapi bencana lah yang datang. Yang tersisa dari kaum Ad adalah Banu Lawdhiyyah yang merupakan anak dari Luqaym bin Huzal dengan anak perempuan Bakr. Orang pertama yang mengetahui bahwa yang turun bukannya hujan adalah seorang perempuan Ad bernama Muhaddid. Kemudian bencana menimpa kaum’Ad. Kemudian salah seorang pengikut Hud menceritakan kejadian tersebut kepada Huzayl binti Bakr dan Huzayl pun bercerita bahwa Mutthawwib bin Yaghfur bin Muawiyah bin Bakr bersama mereka Qayl dan berdoa kepada Tuhan dari Mekkah. Dikatakan bahwa ketika Marthid dan yang lainnya sampai Mekkah, mereka berdoa. Marthid berdoa agar diberikan jalan yang benar. Luqman bin Ad berdoa agar diberikan umur yang panjang. Sedangkan Qayl berdoa apa yang terjadi padakaumnya akan terjadi pula pada dirinya. Setelah musnahnya kaum ‘Ad, Hud beserta orang yang beriman berdiam di Mekkah hingga kematiannya. Yaqut menceritakan bahwa kota Iram adalah kota terbesar yang dibangun oleh keturunan Hud yang berada antara Yaman dan hadramaut dan Sana. Mereka membangun kotanya dari emas, perak dan permata. Merekamembangun 300 ribu kastil. Setelah kota mereka dihancurkan tidak ada seorangpun mengetahui tentang mereka sehingga masa pemerintahan Muawiyah seorang Abdullah biN Qilabah menemukan kota tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar